1. Pengertian Etika
Etika pada dasarnya merupakan suatu alat kontrol
di dalam melakukan suatu tindakan. Makna etika harus lebih dipahami dan
diaplikasikan khususnya dalam bermasyarakat. Bagi mahasiswa, etika sangatlah
penting untuk diaplikasikan karena masih banyaknya mahasiswa yang tidak
menyadari makna etika dan peranan etika itu sendiri.
Etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan yang berhubungan erat dengan
konsep individu atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi
terhadap sesuatu yang telah dilakukan. Sedangkan etika
menurut filsafat dapat disebut
sebagai ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal
pikiran. Pada dasarnya, etika membahas tentang tingkah laku manusia.
Tujuan etika dalam pandangan filsafat ialah mendapatkan
ide yang sama bagi seluruh manusia disetiap waktu dan tempat tentang ukuran
tingkah laku yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran
manusia. Akan tetapi dalam usaha mencapai tujuan itu, etika mengalami
kesulitan, karena pandangan masing-masing golongan dunia ini tentang baik dan
buruk mempunyai ukuran (kriteria) yang berlainan.
Jadi menurut pendapat saya, etika adalah
suatu ilmu yang membahas tentang tingkah laku manusia. Bila kita sebagai
mahasiswa masih belum menyadari betapa pentingnya etika dalam pembentukan
karakter, maka akan bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi yang
tidak memiliki akhlak yang baik, seperti mahasiswa yang tidak memiliki sopan
dan santun kepada orangtua dan para dosen, mahasiswa yang lebih menyukai pergaulan
bebas, berdemonstrasi dengan tidak mengikuti peraturan yang berlaku bahkan hal
terkecil seperti menyontek disaat ujian dianggap hal biasa padahal menyontek
merupakan salah satu hal yang tidak mengindahkan makna dari etika.
2. Prinsip - Prinsip Etika
Enam
prinsip yang merupakan landasan penting etika:
·
Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari
segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan.
Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin
menampakkan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian,
penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk
bekerja.
·
Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada
hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan
terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta
persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang
tidak diskrminatif atas dasar apapun.
·
Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari
perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai
kemanusiaan seperti hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan
sebagainya.
·
Prinsip Keadilan
Keadilan adalah kemauan
yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya
mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk
bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak
orang lain.
·
Prinsip Kebebasan
Kebebasan dapat
diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak
sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia,
setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya
sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh
karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga
manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain. Untuk itu
kebebasan individu disini diartikan sebagai:
1. kemampuan untuk
berbuat sesuatu atau menentukan pilihan
2. kemampuan yang
memungkinkan manusia untuk melaksanakan pilihannya tersebut
3. kemampuan untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya.
·
Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya
digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional.
Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat
diyakini oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima
sebagai suatu kebenaran apabila belum dapat dibuktikan.
3. Basis Teori Etika
v Etika Teleologi
Berasal dari
kata Yunani, “telos” yang berarti tujuan. Mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan
akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Terdapat dua aliran etika teleologi yaitu
Egoisme Etis dan Utilitarianisme.
Egoisme Etis adalah tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk
mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan
moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.
Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung menjadi hedonistis, yaitu ketika
kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai
kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
Utilitarianisme berasal dari bahasa latin “utilis” yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik
jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan
saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.
v Deontologi
Istilah deontologi berasal dari
kata Yunani “deon” yang
berarti kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam
konteks agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
v Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali
teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori
Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan
dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak
didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena
itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.
v Teori Keutamaan
(Virtue)
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut :
disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan
memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Contoh
keutamaan : kebijaksanaan, keadilan, suka
bekerja keras dan hidup yang baik
4. Egoisme
Egoisme merupakan motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan pandangan yang
hanya menguntungkan diri sendiri. Egoisme berarti menempatkan diri di tengah
satu tujuan serta tidak peduli dengan penderitaan orang lain, termasuk yang
dicintainya atau yang dianggap sebagai teman dekat. Istilah lainnya adalah
"egois". Lawan dari egoisme adalah altruisme. Egoisme dapat hidup berdampingan dengan
kepentingannya sendiri, bahkan pada saat penolakan orang lain. Sombong adalah sifat
yang menggambarkan karakter seseorang yang bertindak
untuk memperoleh nilai dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang ia
memberikan kepada orang lain. Egoisme sering dilakukan dengan memanfaatkan altruisme, irasionalitas
dan kebodohan orang lain, serta memanfaatkan kekuatan diri sendiri dan atau
kecerdikan untuk menipu.
Kata "egoisme" merupakan istilah yang berasal dari bahasa
latin yakni ego, yang berasal dari kata Yunani kuno - yang masih digunakan
dalam bahasa Yunani modern - ego (εγώ) yang berarti "diri" atau
"Saya", dan-isme, digunakan untuk menunjukkan sistem kepercayaannya.
Dengan demikian, istilah ini secara etimologis berhubungan sangat erat dengan egoisme
filosofis.
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Egoisme
Tidak ada komentar:
Posting Komentar